Selasa, 02 Juli 2013

INDIKATOR, DIMENSI, KONSEP, PROPOSISI DAN TEORI

PENDAHULUAN
Penelitian dilaksanakan didalam konteks suatu cara berifikr mengenai data yang meletakan tuntutan-tuntutan khusus pada data, jika data itu memiliki kegunaan ilmiah tertentu. Cara berfikir mengenai data lazimnya mencakup apa secara longgar menunjuk sebagai teori. 
Penelitian pada dasarnya merupakan operasionalisasi dari metode ilmiah, yaitu metode yang digunakan untuk memperoleh pengetahuan ilmiah. Teori merupakan bagian dari ilmu yang memberikan penjelasan mengenai fenomena alam. Karena teori bagian dari ilmu maka memiliki jalinan erat dengan penelitian karena Penelitian merupakan proses yang sistematis untuk mengembangkan teori.
Oleh karena itu, penulis mencoba untuk memaparkan unsure-unsur didalam penelitian itu sendiri diantaranya konsep (konstruk), proposisi dan teori.


Rumusan masalah:
a.       Pengertian indikator
b.      Pengertian tentang konsep
c.       Pengertian dimensi
d.      Pengertian konsep dan proposisi








PEMBAHASAN
A.  INDIKATOR
 Indikator adalah variabel yang dapat digunakan untuk mengevaluasi keadaan atau kemungkinan dilakukan pengukuran terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu. Suatu indikator tidak selalu menjelaskan keadaan secara keseluruhan tetapi kerap kali hanya memberi petunjuk atau indikasi tentang keadaan keseluruhan tersebut sebagai suatu pendugaan. Misalnya, kasus diare yang didapat dari data kunjungan pasien di Puskesmas bisa saja hanya menunjukan sebagian saja dari kejadian diare yang melanda masyarakat. Indikator harus bersifat :
a.    Sederhana
Indikator yang ditetapkan sedapat mungkin sederhana dalam pengumpulan data maupun dalam rumus penghitungan untuk mendapatkannya.
b.    Tepat Waktu
Indikator yang ditetapkan harus dapat didukung oleh pengumpulan dan pengolahan data serta pengemasan informasi yang waktunya sesuai dengan saat pengambilan keputusan dilakukan
c.    Terukur
Indikator yang ditetapkan harus mempresentasikan informasinya dan jelas ukurannya sehingga dapat digunakan untuk perbandingan antara satu tempat dengan tempat lain atau antara satu waktu dengan waktu lain agar memudahkan dalam memperoleh data.
d.    Bermanfaat
Indikator yang ditetapkan harus bermanfaat untuk kepentingan pengambilan keputusan.
e.    Terpercaya
Indikator yang ditetapkan harus dapat didukung oleh pengumpulan data yang baik, benar dan teliti.[1]


B.  DIMENSI
Dimensi merupakan  himpunan dari partikular-partikular yang disebut indikator. Setiap dimensi dalam satu konsep tidak harus mempunyai jumlah indikator yang sama. Berikut ini beberapa contoh untuk memperjelas maksud dari dimensi.[2]
Ada empat dimensi penelitian yang dibedakan berdasarkan latar belakangnya yaitu:

Menurut tujuan


1.      Eksploratif
2.      Deskriptif
3.      Eksplanatif

Menurut manfaat:

Menurut waktu
1.      penelitian dasar
2.      penelitian terapan
Penelitian
(research)
1.      penelitian longitudional (antarwaktu)
2.      penelitian cross-secdonal (satuwaktu)

Menurutcara pengumpulan data:
1.      kualitatif
a.       grounded research
b.      perbandingan sejarah
c.       analisis wacana, dll
2.      kuantitatif
a.       survey
b.      analisisi data
c.       analisisi data sekunder
d.      eksperimen


Penjelasan tentang empat dimensi penelitian, yaitu:
1.    Berdasarkan tujuan penelitian
a.    Penelitian eksploratif
Penelitian ini mencoba untuk menggali informasi atau permasalahan yang relatif masih baru. Bertujuan untuk menjadikan penelitian lebih dekat dengan fakta atau gejala sosial, mengembangkan pengalaman mengenai gejala sosial dan menghasilkan ide serta mengembangkan teori-teori yang mampu memprediksi gejala sosial.
b.    Penelitian deskriptif
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan karakter suatu variabel, kelompok atau gejala sosial yang ada di masyarakat, menyediakan dan mengakurasi profil suatu kelompok masyarakat, mendeskripsikan proses, mekannisme atau hubunngan antarkelompok.
c.    Penelitian eksplanatif
Penelitian ini menghubungkan pola-pola yang berbeda, namun memiliki keterkaitan serta menghasilkan pola hubungan sebab akibat. Bertujuan untuk menentukan akurasi sebuah prinsip atau teori, mennjelaskan lebih lanjut mengenai pengetahuan proses-proses yang mendasar, dan menghubungkan isu atau topik yang berbeda dengan pernyataan umum.
2.    Berdasarkan manfaat penelitian
a.    Penelitian dasar (murni)
Penelitian ini memfokuskan pada dukungan atau penolakan sebuah teori yang menjelaskan bagaimana dunia sosial bekerja. Penelitian ini lebih banyak digunakan untuk kepentingan akademis seperti skripsi, tesis dan disertasi. Tujuan dnarni penelitian ini adalah untuk memberikan kontribunsi dasar, pengetahuan teoritis.
b.    Penelitian terapan
Penelitian terapan mencoba untuk memberikan solusi yang lebih spesifik pada masalah-masalah kebijakan dan membantu parna praktisi danlam menjalankan tungasnya. Penelitian ini merupakan bagian dari pekerjaan dan akan dinilai oleh sponsor yang akan membiayai, biasanya berada di luar disiplin ilmu peneliti. Tujuannya secara praktis mengarah untuk memperoleh imbalan batau pengguna hasil penelitian.
3.    Berdasarkan waktu penelitian
a.    Penelitian longitudinal (antarwaktu)
Penelitian ini dilakukan antarwaktu atau penelitian mengenai masalah, namun dilakukan dalam dua waktu yang berbeda.
b.    Penelitian cross-sectional (satuwaktu)
Penelitian ini dilakukan dalam satu waktu tertentu dengan satu fokus.waktu dalam hal ini diartikan 1 hari, minggu, bulan, dan tahun. Digunakan untuk tujuan eksplorasi, deskripsi atau eksplanasi [3]
4.    Berdasarkan teknik pengumpulan data
a.    Penelitian kualitatif
Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan kata-kata atau kalimat individu, buku atau sumber lain.
b.    Penelitian kuantitatif
Penelitian ini dilkakukan dengan mengumpulkan data yang berupa angka. Varian penelitian kuantitatif ada empat, yaitu penelitian survei (dengan menggunakan kuisioner), isi (memanfaatkan isi atau informasi sebagai simbol material), analisis data sekunder ( dengan menggunakan data pemerintahan) dan eksperimen (percobaan).

C.  KONSEP
Konsep menunjukkan pada istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak tentang kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial.[4]
Menurut Soedjadi yang menyatakan bahwa “Konsep adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk mengadakan klasi­fikasi atau penggolongan yang pada umumnya dinyatakan dengan suatu istilah atau rangkaian kata”.[5]
 Dalam penelitian akan ditemui 2 jenis konsep yaitu :
a.    Konsep-konsep yang jelas hubungannya dengan fakta atau arealitas yang mereka wakili.
b.    Konsep-konsep yang lebih abstrak atau lebih kabur hubungannya dengan fakta atau realitas. Konsep ini lebih menekankan pada pengamatan dalam penelitian social, dan tidak mudah menghubungkan hasil yang diamati dengan fenomena yang diacunya.[6]

D.  PROPOSISI
Proposisi adalah hubungan yang logis antara dua konsep. Sebuah realitas sosial dalam analisisi yang lebih sederhana dapat digambarkan sebagai suatu proposisi, akan tetapi suatu realitas dapat pula digambarkan sebagai beberapa hubungan antar konsep atau proposisi. Contoh hubungan dua konsep ini adalah mahasisiwa yang berprestasi adalah mahasisiwa yang disiplin.[7]  Dalam pengertian lain Proposisi adalah kesimpulan teoritik konsepsional tentang konstelasi hubungan antar variabel sebagai jawaban teoritik. Proposisi merupakan ungkapan atau pernyataan yang dapat dipercaya, disangkal atau diuji kebenarannya, mengenai konsep atau konstruk yang menjelaskan atau memprediksi fenomena-fenomena. Proposisi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris disebut hipotesis.
Kegunaan Proposisi dalam Metodologi Penelitian merupakan ungkapan atau pernyataan yang dapat dipercaya, disangkal atau diuji kebenarannya, mengenai konsep atau konstruk yang menjelaskan atau memprediksi fenomena.[8]

Ada dua tipe proposisi yaitu:
1. Aksioma atau postulat, yaitu proposisi yang kebenarannya tidak perlu dipertanyakan lagi. Sehingga tidak perlu diuji dengan sebuah penelitian.
2. Teorema, proposisi yang dideduksikan dari aksioma, aksioma banyak digunakan dalam ilmu-ilmu eksakta sedangkan dalam ilmu sosial aksioma sangat jarang. Sedangkan yang menjadi perhatian peneliti adalah teorema inti.[9]
Jenis-jenis proposisi terbagi menjadi 4 bagian :
1.    Proposisi berdasarkan Bentuk :
a.      Proposisi tunggal adalah proposisi yang memiliki 1 subjek dan 1 predikat. Contoh : Ayah membaca Koran
b.      Proposisi majemuk adalah proposisi yang memiliki 1 subjek dan lebih dari 1 predikat. Contoh : Indra belajar bermain piano dan menyanyi di studio
2.    Proposisi berdasarkan Sifat :
a.      Proposisi Kategorial adalah proposisi dimana hubungan antara subyek dan predikatnya mempunyai syarat apapun Contoh : Setiap mengendarai mobil harus memakai seftybeld
b.      Proposisi kondisional adalah proposisi dimana hubungan antara subjek dan predikat membutuhkan syarat tertentu. Contoh : Jika yogi lulus UN maka saya akan berikan hadiah
3.    Proposisi berdasarkan kualitas :
a.      Proporsisi positif, yaitu proporsisi dimana predikatnya mendukung atau membenarkan subjeknya. Contoh : Semua gajah berbadan besar
b.      Proporsisi negatif, yaitu proporsisi dimana predikatnya menolak atau tidak mendukung subjeknya. Contoh : Tidak ada wanita yang berjenggot
4.       Proporsisi berdasarkan kuantitas :
a.      Proporsisi universal, yaitu proporsisi dimana predikatnya mendukung atau mengingkari semua. Contoh : Semua warga Indonesia mememiliki KTP
b.      Proporsisi spesifik / khusus, yaitu proporsisi yang predikatnya membenarkan sebagian subjek. Contoh : Tidak semua murid patuh kepada gurunya[10]
E.   TEORI
Menurut snelbecker teori merupakan seperangkat proposisi yang terintregasi secara sintaksis (yaitu yang mengikuti aturan tertentu yang dapat dihubungkan secara logis satu dengan yang lainya dengan data dasar yang dapat diamati) dan berfungsi sebagai wahana untuk meramalkan dan menjelaskan fenomena yang diamati.[11]
Menurut Kelinger sebagaimana dikutip oleh Sugiyono menyebutkan bahwa teori adalah seperangkat kontruk (konsep), definisi, dan proposisi ysng berfungsi untuk melihat fenomena yang sistematik, melalui spesifikasi hubungan antar variabel sehingga dapat berguna untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena.
Dari beberapa teori tersebut Sugiono menarik kesimpulan bahwa teori adalah alur logika atau penalaran, yang merupakan seperangkat konsep, definisi, dan proposisi ysng di susun secara sistematis. Jadi secara umum teori mempunysi tigs fungsi yaitu untuk menjelaskan (explanation), meramalkan (prediction), dan pengendalian (control) suatu gejala.[12]
Mark 1963, dalam membedakan adanya tiga macam teori yaitu
a.       Teori induktif
Adalah cara menerangkan dari data keteori dalam bentuk ekstrim titik pandang yang positifistik ini dijumpai pada kaum behavioris.
b.      Teori deduktif
Member keterangan yang dimulai dari arah suatu perkiraan atau pikiran spekulatif tertentu kearah data akan diterangkan.
c.       Teori fungsional
Adalah suatu interaksi pengaruh antara data dan perkiraan teoristis, yaitu mempengaruhi pembentukan teori dan pembemtukan teori kembali mempengaruhi data.[13]
Unsur-unsur teori:
a.    Kategori konseptual dan kawasannya
Kategori adalah unsur konseptual suatu teori sedangkan kawasannya adalah aspek atau unsur suatu kategori. Kategori maupun kawasan disini adalah konsep yang ditunjukkan oleh data yang berbeda dalam konsep aktualnya. Kategori yang tingkatan abstraksinya lebih rendah munculnya relatif lebih cepat, yaitu sejak awal pengumpulan data. Sedangkann konsep dengan kawasan yang lebih tinggi tingkatan abstraksinya muncullnya cenderung kemudian dan kemunculannya itu berlaku baik pada tahap pengumpulan, pemberian kode, maupun pada anallisis data.
b.    Hipotesis
Analisis perbandingan antara kelompoktidak hanya menghasilkan kategori, tetapi mempercepat adanya hubungan yang ndisimpulkan anntara kelompok tersebut, dan hal ini disebut hipotesis. Secara tradisional biasanya hipotesis itu telah disusun terlebih dahulu dan peneliti kualitatif lainnya masih ada yang menggunakan cara yang denmikian. Namun, pada peneliti kuantitatif, peneliti segera akan terlibat dalam acara pembentukan hipotesis sejak awal terjun kelapangan penelitian.
c.    Intregrasi
Intregrasi teori maksudnya pemaduan unsur-unsur teori sehingga menjadi lebih bermakna dan lebih kompak. Intregrasi bisa dimulai dari hal yangn umum ke hal yang khusus.[14]

PENUTUP
KESIMPULAN
1.    Indikator adalah variabel yang dapat digunakan untuk mengevaluasi keadaan atau kemungkinan dilakukan pengukuran terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu.
2.    Persyaratan-persyaratan yang harus dipertimbangkan dalam menetapkan suatu indikator yakni SMART atau Simple, Measurable, Attributable, Reliable, dan Timely.
3.    Dimensi penelitian: berdasarkan tujuan penelitian (Penelitian eksploratif, deskriptif & eksplanatif), berdasarkan manfaat penelitian (Penelitian dasar (murni) & terapan), berdasarkan waktu penelitian (Penelitian longitudinal (antarwaktu), cross-sectional (satuwaktu) & Case Study),berdasarkan teknik pengumpulan data (Penelitian kualitatif & kuantitatif)
4.    Konsep adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk mengadakan klasi­fikasi atau penggolongan yang pada umumnya dinyatakan dengan suatu istilah atau rangkaian kata
5.    Proposisi adalah kesimpulan teoritik konsepsional tentang konstelasi hubungan antar variabel sebagai jawaban teoritik.
6.    Teori adalah alur logika atau penalaran, yang merupakan seperangkat konsep, definisi, dan proposisi ysng di susun secara sistematis.
7.    Unsur-unsur teori: kategori konseptual dan kawasannya, hipotesis & intregrasi







DAFTAR PUSTAKA
Martono, Nanang.  “Metode Penelitian Kuantitatif”.  (Jakarta: RajaGrafindo Persada.  2011).  cet. Ke-II
Sugiyono, “Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D”, (Bandung: Alfabeta, 2006)
Moleong, Lexy J. “Metodologi Penelitian Kualitatif”. (Bandung: Remaja Rosdakarya.  2002). cet. Ke-XVI





[2] Zainal Mustafa. Mengurai Variabel Hingga Instrumentasi (Yogyakarta: Graha Ilmu. 2009), hal. 7-8.
[3] Nanang Martono, “Metode Penelitian Kuantitatif”, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2011), cet. Ke-II, 15-21
[4] Ibid, hal 41
[6] Nanang Martono, “Metode Penelitian Kuantitatif”, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2011), cet. Ke-II .41-42.
[7] Ibid,42.
[9] Hartono. Metodologi penelitian. Pekanbaru: Zanafa Publishung. 2011. Hal, 30-31
[11] Lexy J. Moleong, “Metodologi Penelitian Kualitatif”, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), cet. Ke-XVI, 34-35.

[12] Sugiyono, “Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D”, (Bandung: Alfabeta, 2006), 79-81
[13] Ibid,80-81.
[14] Lexy J. Moleong, “Metodologi Penelitian Kualitatif”, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), cet. Ke-XVI, 38-42

3 komentar:

  1. Mau tanya dong, photo yang ada di cover, itu photo dimana? Tks.

    BalasHapus
  2. mau tanya donk, dimensi dan indikator itu sama atau tidak? soalnya sy sedang mengerjakan skripsi dan buku yang sy cari jarang menuliskan indikator. kebanyakan menuliskan dimensi. nah itu sama atau tidak ya??

    BalasHapus
  3. sy akan baca, tapi dari judulnya menarik sekali

    BalasHapus